Kenduri at Malangrejo 2014. Photo by Arjun |
[ENGLISH]
Kenduri (read: Genduren) is a ceremonial tradition which has been done for many years, even hundred years. This days, Kenduri tradition is actually still held, especially in rural area with different names. Kenduri symbolizes the Javanese tradition of togetherness as well as the social mechanism to take care and love each other. Kenduri also used as a social control to gather everyone power in order to achieve Malangrejo's goals.
In Kenduri, people gather together at a place (mostly at Village's chief's house or a someone's house who is holding an event). There will be some traditional arts performed by local, then everyone is praying, eating, laughing together. A tumpeng (cone-shaped rice dish like mountain with its side dishes) is presented as symbol of sharing.
[BAHASA INDONESIA]
Kenduri adalah sebuah tradisi yang sudah berjalan sekian puluh tahun, mungkin malah sudah ratusan tahun. Tradisi ini masih banyak berlangsung terutama di desa-desa. Hakekatnya sama, hanya istilahnya saja yang mungkin berbeda. Pada intinya kenduri merupakan mekanisme sosial untuk merawat dan menjga kebersamaan sehingga cita-cita yang sejak semua dibuat diteguhkan kembali. Kenduri juga menjadi alat kontrol sosial untuk menjaga gerak dan arah dari cita-cita yang telah diperjuangkan bersama itu.
Dalam kerangka mekanisme sosial itulah, kenduri menampung dan mepresentasikan banyak kepentingan. Dari sekian banyak kepentingan itu, semua dilebur menjadi satu tujuan. Kenduri mampu mempersatukan, bahkan semakin mempererat kesatuan itu. Bukan hanya kesatuan kepentingan, kesatuan cita-cita, namun juga kesatuan masing-masing individu yang terlibat didalamnya. Dalam kenduri akan terlihat jelas bagaimana kebersamaan dan keutuhan tercipta: suasana penuh kerukunan, sendau gurau antar sesama, bagi-bagi berkat dari nasi tumpeng yang baru didoakan, atau ketika bersalam-salaman dengan tulus.
Kenduri (read: Genduren) is a ceremonial tradition which has been done for many years, even hundred years. This days, Kenduri tradition is actually still held, especially in rural area with different names. Kenduri symbolizes the Javanese tradition of togetherness as well as the social mechanism to take care and love each other. Kenduri also used as a social control to gather everyone power in order to achieve Malangrejo's goals.
In Kenduri, people gather together at a place (mostly at Village's chief's house or a someone's house who is holding an event). There will be some traditional arts performed by local, then everyone is praying, eating, laughing together. A tumpeng (cone-shaped rice dish like mountain with its side dishes) is presented as symbol of sharing.
[BAHASA INDONESIA]
Kenduri adalah sebuah tradisi yang sudah berjalan sekian puluh tahun, mungkin malah sudah ratusan tahun. Tradisi ini masih banyak berlangsung terutama di desa-desa. Hakekatnya sama, hanya istilahnya saja yang mungkin berbeda. Pada intinya kenduri merupakan mekanisme sosial untuk merawat dan menjga kebersamaan sehingga cita-cita yang sejak semua dibuat diteguhkan kembali. Kenduri juga menjadi alat kontrol sosial untuk menjaga gerak dan arah dari cita-cita yang telah diperjuangkan bersama itu.
Dalam kerangka mekanisme sosial itulah, kenduri menampung dan mepresentasikan banyak kepentingan. Dari sekian banyak kepentingan itu, semua dilebur menjadi satu tujuan. Kenduri mampu mempersatukan, bahkan semakin mempererat kesatuan itu. Bukan hanya kesatuan kepentingan, kesatuan cita-cita, namun juga kesatuan masing-masing individu yang terlibat didalamnya. Dalam kenduri akan terlihat jelas bagaimana kebersamaan dan keutuhan tercipta: suasana penuh kerukunan, sendau gurau antar sesama, bagi-bagi berkat dari nasi tumpeng yang baru didoakan, atau ketika bersalam-salaman dengan tulus.
EmoticonEmoticon