Jathilan in Malangrejo 2014. Photo by Arjun |
Jathilan in Malangrejo 2014. Photo by Arjun |
Jathilan is a dramatical dance tells story about a war between two hussars. Sometimes, it is brought based on some Javanese legendary story (Babad Tanah Jawi) such as cerita Panji, Arya Penangsang, Majapahit story, and many more.
While performing, the dancers bring an artificial bamboo horse known as Kuda Kepang, riding it as a great soldier acoompanied with Javanese Traditional Gamelan music.
More characters appear on the dance such as masked dancers which is figured the antagonists, such as Buto, Rasekso (Raksasa), Genderuwo, Barongan, and entertainer figures known as Penthul and Tembem.
[BAHASA INDONESIA]
Kesenian yang telah lama dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan juga sebagian Jawa Tengah. Jathilan juga dikenal dengan nama kuda lumping, kuda kepang, ataupun jaran kepang. Didalam pertunjukkan jathilan, para penari menceritakan cerita tertentu yang hendak disampaikan, maka akan ada instrumen lain, yaitu penabuh gamelan, perias, dan pawang. Pawang disini merupakan sosok yang bertanggung jawab untuk mengendalikan jalannya pertunjukkan dan menyembuhkan penari yang kerasukan.
Warga masyarakat pada umumnya senang dengan kesenian ini, karena sangat menghibur. Tidak lain juga dengan masyarakat Malangrejo, dimana kesenian jathilan ini masih hidup ditengah masyarakat dan sering dilakukan pertunjukkan untuk acara – acara tertentu.
EmoticonEmoticon